Kata embang dalam bahasa Bali berarti ‘ruang kosong’. Sang Hyang Embang adalah
sebutan lain Sang Hyang Widdhi yang disifatkan sebagai kekosongan tak bertepi.
Bumi disebut telur Brahma [brahmanda] dalam embang. Tapi embang
juga berarti jalan setapak dan pagar yang terkuak. Kidung Coak berarti nyanyian
pagar yang dulunya rapat kemudian terkuak. Kidung ini sarat kritik kehidupan pendeta.
Ada ‘pagar
rapat’ bernama tradisi melindungi mereka. Ketika pagar tradisi itu terkuak [coak],
nampaklah manusia darah daging apa adanya. Cerita Bungkling dan cerita I Belog
dalam Sastra Bali adalah contoh produk perjuangan mencari embang dalam
kerapatan tradisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar