BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Lombok adalah salah satu pulau diprovingsi Nusa Tenggara
Barat yang mana Lombok merupakan pulau yang bertetangga dengan bali juga
mempunyai beraneka ragam obyek wisata,sebagaimana bali Lombok juga mempunyai
pantai yang indah dan gunung rinjani yang amat elok serta dilombok kita juga
dapat mengunjungi berbagai pura,tempat ibadah umat hindu,bahkan dilombok terdapat
satu pura yang sangat berbeda dengan pura-pura pada umumnya,bedanya bukan dalam bentuk tapi
nilai-nilai antar umat beragama,yang mana pura tersebut disakralkan oleh bukan
hanya umat hindu saja tapi juga umat muslim yang merupakan suku sasak yang ada
dilombok.
Pura lingsar merupakan salah satu tempat ibadah umat
hindu yang berada dilombok yang mana pura ini lokasinya sekitar 15 km dari kota
mataram tepatnya didesa lingsar,pura lingsar ini selain digunakan oleh umat
hindu juga digunakan oleh umat non hindu yaitu suku sasak yang beragama islam
sebagai tempat ibadah mereka yang mana pura ini dibangun pada masa jayanya raja
kerajaan karangasem.
Pura lingsar adalah merupakan peninggalan sejarah dan
merupakan cagar budaya yang mana pura ini dibangun pada masa pemerintahan anak
agung karangasem yang memerintah pada waktu itu.Pura ini memiliki sejarah yang
lebih tua dari taman mayura dan narmada yang mana kedua taman tersebut adalah
taman yang usianya cukup tua,menurut sebuah tulisan di”babad lombok’ yang mana
disana ditulis bahwa sejarah pura lingsar terkait dengan kedatangan raja dari
bali yaitu Anak agung anglurah ktut karang asem pada tahun 1692 yang mana pada
waktu itu beliau sudah dapat mengalahkan raja Lombok yang berkuasa pada waktu
itu yaitu datuk selaparang dan datuk pejanggi.
Dipura lingsar terdapat empat bangunan pokok yaitu pura
gaduh,kemaliq,pesiraman dan persimpangan bhatara bagus balian serta di bagian
ujung timur terdapat lingsar wulon.yang mana pada bangunan gaduh,kemaliq dan
bhatara bagus balian hanya dibatasi dengan tembok besar,saat pujawali
berlangsung,upacaranya dilakukan serentak yang mana dalam hal ini pujawali adalah
upacara pemujaan kelahiran ida bhatara yang dilakukan oleh umat hindu dipura
itu.selain digunakan oleh umat hindu untuk beribadah,suku sasak yang menganut
islam juga menggunakan kemaliq yang ada didalam areal pura digunakan sebagai
tempat ibadah juga,bahkan secara rutin diadakan doa bersama dari berbagai
pemeluk agama dilombok.
Untuk menjaga kedamaian antar pemeluk agama dilingsar
tersebut disekitar tempat itu dilarang memakan atau menyembelih
binatang-binatang yang dianggapsuci oleh massing-masing agama,bahkan dalam
radius 2 km dari pura lingsar sapi yang dianggap suci oleh umat hindu dilarang
berkeliaran.
Ketika masuk kedalam kawasan pura lingsar tersebut
pengunjung disarankan untuk memakai selendang yang diikat pada pinggang yang
mana selendang ini dipakai untuk menghormati tempat tersebut yang mana tempat
tersebut dianggap suci oleh umat hindu dan islam,didalam pura kemaliq terdapat
kolam kecil yang mana air kolam itu sangat jernih dan tidak pernah kering
bahkan kedalaman kolam itu tetap sama setiap saat,Didalam kolam tersebut
terdapat ikan tuna yang cukup besar yang mana panjangnya mencapai satu
meteran,jika pengunjung dapat melihat ikan tuna itu,menurut warga lingsar mereka yakin bahwa
orang yang dapat melihat tuna itu akan mendapat keberuntungan,bahkan tidak
jarang banyak orang yang mencoba memancingnya agar mau keluar dengan menggunakan
telur ayam kampung yang sudah matang dengan melempar kedalam kolam.
Dikolam itu juga ada ritual melempar uang logam sambil
membalikkan badan,sambil melempar uang logam mereka memanjatkan keinginan seperti
ingin dagangan laris,pertanian subur,bahkan ada juga yang pingin memperoleh
jabatan,Konon pura lingsar dibangun sebagai lambang persatuan,karena itu tidak
ada yang lebih tinggi atau rendah dalam kelompok pura yang luas tersebut,Umat
hindu dan suku sasak yang beragama islam secara rukun merawat pura tersebut
bersam-sama,Siapa saja yang mempercayai dan ingin berhubungan dengan tuhan
dipura tersebut tidak pernah dipermasalahkan sepanjang menaati aturan dipura
tersebut,karena itulah pura lingsar merupakan perwujudan sikap toleransi dari
penduduk yang beragama,suku,agama dan ras dan sekaligus menjadi simbul
pemersatu umat dipura lombok tersebut.
Simbul toleransi juga dilambangkan dengan aturan tidak tertulis
bahwa siapa saja yang datang ketempat suci itu tidak diperkenankan menghaturkan
sesaji dari babi dan sapi,babi haram untuk umat islam dan sapi dianggap suci
oleh umat hindu,Salah satu upacara dipura lingsar yang dilakukan bersama oleh
umat hindu dan umat islam adalah pada acara pujawali yang mana dilaksanakan
pada setiap purnaming sasih keenam menurut hitungan penaggalan bali atau
sekitar bulan desember,pujawali diberbagai tempat biasanya dilakukan bersama
oleh umat hindu,namun khusus dipura lingsar pujawali juga dimeriahkan oleh suku
sasak yang beragama islam yang mana mereka ikut serta dalam tradisi perang
topat yang mana tradisi ini merupakan suatu tradisi yang pelaksanaanya
didominasi oleh masyarakat suku sasak yang merupakan penduduk asli lombok bersama masyarakat
suku bali yang turun temurun bermukim dilombok.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut dapat Dirumuskan pemasalahan
sebagi berikut
“Bagaimana sejarah
pura lingsar sehingga pura tersebut disakralkan bukan dari kalangan hindu saja
melainkan juga dari kalangan islam”
1.3
TUJUAN DAN MAMFAAT
PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Bagaimana sejarah pura lingsar sehingga pura tersebut disakralkan bukan
dari kalangan hindu saja melainkan juga dari kalangan islam
1.3.2 MAMFAAT PENELITIAN
Mamfaat dilakukannya penelitian ini adalah
1.Secara akademik merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah metode penelitian semester lima jurusan filsapat pada sekolah tinggi agama hindu negeri gde pudja
mataram.
2.Secara teoritis/ilmiah adalah dapat membandingkan teori-teori yang
diperoleh dibangku kuliah dengan
kenyataan yang terjadi dimasyarakat tentang serjarah kebudayaan hindu
3.Secara prakis yaitu diharapkan hal ini dapat memberikan masukan
pada semua orang tampa kecuali untuk lebih mencintai dan melestarikan adat
istiadat/tradisi yang berkembang serta tetap menjaga kerukunan antar umat
beragama yang telah ada da dilaksanakan oleh para pendahulu kita.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pura lingsar adalah merupakan peninggalan sejarah dan
merupakan cagar budaya yang mana pura ini dibangun pada masa pemerintahan anak
agung karang asem yang memerintah pada waktu itu.Pura ini memiliki sejarah yang
lebih tua dari taman mayura dan narmada yang mana kedua taman tersebut adalah
taman yang usianya cukup tua,menurut sebuah tulisan di”babad lombok’ yang mana
disana ditulis bahwa sejarah pura lingsar terkait dengan kedatangan raja dari
bali yaitu Anak agung anglurah ktut karang asem pada tahun 1692 yang mana pada
waktu itu beliau sudah dapat mengalahkan raja Lombok yang berkuasa pada waktu
itu yaitu datuk selaparang dan datuk pejanggi.
Diceritakan pada saat anglurah ktut karangasem berserta
semua iringannya sujud atau muspe digunung pengsong,disana beliau mendapat
tambahan laskar
bala samar yang berpakaian serba poleng,hari itu kebetulan hari selasa keliwon
prangbakat(angara kasih perang bakat) maka hari itulah digunakan sebagai hari
pujawali digunug pengsong itu,diwaktu mana semua tunggul dan perhiasan yang dipergunakan memakai kain
poleng dan sewaktu anglurah ktut karangasem semedi,beliau mendapat petunjuk
untuk menuju kesebuah mata air yang pada
waktu itu bernama atis toya hengsar,disuatu tempat sebelah timur laut dari gunung pengsong.
Belum sampai ditempat yang dicari,beliau sampai dihutan
lebat yang kini menjadi desa punitan,disana beliau beristirahat sambil memakan
buah jeruk(sumaga),yang akhirnya ditempat tersebut banyak tumbuh buah jeruk ini
yang sering disebut sumaga bali,karena datang dibawa dari bali,dikala beliau duduk termenung
memikirkan dimana gerangan letak atis toya hengsar itu beliau mendengar suara
gemuruh yang tidak begitu jauh rasanya,disebelah selatan dari hutan yang
menjadi punitan itu dan beliau akhirnya keselatan disertai iringannya dan
akhirnya beliau ketemu dengan mata air,beliau lalu bersemedi sehingga tidak
lama kemudian seorang wanita mendekat berpakaian serba kuning dan bersabda”anda akan
mendapatkan apa yang menjadi tujuan anda”,setelah beberapa saat beliau ditempat
itu mendapat tambahan laskar bala samar yang semuanya berpakaian serba kuning,sehingga
ditempat itu dibangun sebuah pura yang pada waktu pujawali dipergunakan hiasan serba kuning yang
kini kita kenal dengan pura lingsar.
Pura ini dibangun oleh I gusti anglurah made
karangasem(dewata dibalakapal mataram) kira-kira sekitar tahun 1847 yang kemudian pura tersebut dipugar oleh
raja mataram-lolmbok yaitu I gusti anglurah ktut karangasem(dewata dirum
metaram) dan pada
tahun 1860 seperti pola keadaan sekarang,Disebelah pura lingsar ada tempat yang
disucikan oleh golongan umat islam suku
sasak wetu telu yang mana tempat tersebut disebut
kemalik,pada waktu diadakan pujawali yang dilaksanakan setahun sekali tepatnya pada sasih keenam penanggalan bali.
Untuk menjaga
kedamaian antar pemeluk agama dilingsar tersebut disekitar tempat itu dilarang
memakan atau menyembelih binatang-binatang yang dianggap suci oleh
massing-masing agama,bahkan dalam radius 2 km dari pura lingsar sapi yang dianggap
suci oleh umat hindu dilarang berkeliaran.Dipura lingsar tersebut terdapat empat
bangunan pokok yaitu pura gaduh,kemaliq,pesiraman dan persimpangan bhatara
bagus balian serta di bagian ujung timur terdapat lingsar wulon.yang mana pada
bangunan gaduh,kemaliq dan bhatara bagus balian hanya dibatasi dengan tembok
besar,saat pujawali berlangsung,upacaranya dilakukan serentak yang mana dalam
hal ini pujawali adalah upacara pemujaan kelahiran ida bhatara yang dilakukan
oleh umat hindu dipura itu.selain digunakan oleh umat hindu untuk
beribadah,suku sasak yang menganut islam juga menggunakan kemaliq yang ada
didalam areal pura digunakan sebagai tempat ibadah juga,bahkan secara rutin
diadakan doa bersama dari berbagai pemeluk agama dilombok.
Ketika masuk kedalam kawasan pura lingsar tersebut
pengunjung disarankan untuk memakai selendang yang diikat pada pinggang yang
mana selendang ini dipakai untuk menghormati tempat tersebut yang mana tempat
tersebut dianggap suci oleh umat hindu dan islam,didalam pura kemaliq terdapat
kolam kecil yang mana air kolam itu sangat jernih dan tidak pernah kering
bahkan kedalaman kolam itu tetap sama setiap saat,Didalam kolam tersebut
terdapat ikan tuna yang cukup besar yang mana panjangnya mencapai satu
meteran,jika pengunjung dapt melihat ikan tuna itu,menurut warga lingsar mereka
yakin bahwa orang yang dapat melihat tuna itu akan mendapat
keberuntungan,bahkan tidak jarang banyak oaring yang mencoba memancingnya agar
mau keluar dengan menggunakan telur ayam kampong yang sudah matang dengan
melempar kedalam kolam.
Dikolam itu juga ada ritual melempar unag logam sambil
membalikkan,sambil melempar uang logam mereka memanjatkan keinginan seperti
ingin dagangan laris,pertanian subur,bahkan ada juga yang pingin memperoleh
jabatan,Konon pura lingsar dibangun sebagai lambang persatuan,kare itu tidak
ada yang lebih tinggi atau rendah dalam kelompok pura yang luas tersebut,Umat
hindu dan suku sasak yang beragama islam secara rukun merawat pura tersebut
bersam-sama,Siapa saja yang mempercayai dan ingin berhubungan dengan tuhan
dipura tersebut tidak pernah dipermasalahkan sepanjang menaati aturan dipura
tersebut,karena itulah pura lingsar merupakan perwujudan sikap toleransi dari
penduduk yang beragama,suku,agama dan ras dan sekaligus menjadi simbul
pemersatu umat dipure Lombok.
Simbul toleransi juga dilambangkan degan aturan tidak
tertulis bahwa siapa saja yang datang ketempat suci itu tidak diperkenankan
menghaturkan sesaji dari babi dan sapi,babi haram untuk umat islam dan sapi
dianggap suci oleh umat hindu,Salah satu upacara dipura lingsar yang dilakukan
bersam oleh umat hindu dan umat islam adalah pada acara pujawali yang mana
dilaksanakan pada setiap purnaming sasih keenam menurut hitungan penaggalan
bali atau sekitar bulan desember,pujawali diberbagai tempat biasanya dilakukan
bersama oleh umat hindu,namun khusus dipura lingsar pujawali juga dimeriahkan
ilehsuku sasak yang beragama islam yang mana mereka ikut serta dalam tradisi
perang topat yang mana tradisi ini merupakan suatu tradisi yang pelaksanaanya
didominasi oleh masyarakat suku sasak yang merupakan penduduk asli
lombokbersama masyarakat suku bali yang turun temun bermukim dilombok.
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka dapat diambil suatu
kesimpulan sebagai berikut;
Sejarah pura lingsar memang sangat bagus sehingga pura yang seyogyanya
digunakan oleh umat hindu tapi
ternyata dipura lingsar dapat kita ketemui umat non
hindu yang melaksanakan persembahyangan dipura tersebut bahkan dipura itu juga
terdapat ritual perang topat yang juga dilaksanakan bukan
hanya dari kalangan hindu saja tapi dari non hindu juga yang mana perang topat merupakan tradisi
unik yang telah berlangsung secara turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu dan
tradisi tersebut memang harus tetap dijaga dan dilestarikan karena merupakan
warisan leluhur dimana teradisi tersebut mengandung sejarah yang tidak bisa
dipisahkan dari pura lingsar tersebut.
3.2.SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat merumuskan
saran-saran yang bias dijadikan masukan
bagi masyarakat yang berada dilombok khususnya yang bermukim disekitar pura lingsar sebagai
berikut;
1,Agar kita semua lebih menghargai budaya dan tradisi yang telah ada
dan jangan sanpai dilupakan serta diharapkan tradisi perang topat tersebut juga
agar tetap dilaksakan serta diwariskan anak cucu kita kelak agar mereka tau
sejarah yang telah terjadi ditempat tersebut.
2.untuk periode berikutnya agar perang topat ini bisa dipatenkan
sebagai aset desa agar tidak diakui atau dikelim oleh pihak lain dan perang
topat ini nantinya bisa digarap untuk acara pariwisata
DAFTAR PERLENGKAP
Untuk lebih jelas mengenai pura lingsar tersebut
penulis melengkapi dengan foto-foto yang berkaitan dengan makalah ini.
Diatas dapat
dilihat pura lingsar gaduh,ritual perang topat dan gambar pura lingsar dilihat
dari peta.
Diatas dapat
dilihat foto kemaliq tempo dulu serta suku sasak watu telu sewaktu pujawali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar