Minggu, 22 September 2013

Pura Lingsar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Lombok adalah salah satu pulau diprovingsi Nusa Tenggara Barat yang mana Lombok merupakan pulau yang bertetangga dengan bali juga mempunyai beraneka ragam obyek wisata,sebagaimana bali Lombok juga mempunyai pantai yang indah dan gunung rinjani yang amat elok serta dilombok kita juga dapat mengunjungi berbagai pura,tempat ibadah umat hindu,bahkan dilombok terdapat satu pura yang sangat berbeda dengan pura-pura pada umumnya,bedanya bukan dalam bentuk tapi nilai-nilai antar umat beragama,yang mana pura tersebut disakralkan oleh bukan hanya umat hindu saja tapi juga umat muslim yang merupakan suku sasak yang ada dilombok.
Pura lingsar merupakan salah satu tempat ibadah umat hindu yang berada dilombok yang mana pura ini lokasinya sekitar 15 km dari kota mataram tepatnya didesa lingsar,pura lingsar ini selain digunakan oleh umat hindu juga digunakan oleh umat non hindu yaitu suku sasak yang beragama islam sebagai tempat ibadah mereka yang mana pura ini dibangun pada masa jayanya raja kerajaan karangasem.
Pura lingsar adalah merupakan peninggalan sejarah dan merupakan cagar budaya yang mana pura ini dibangun pada masa pemerintahan anak agung karangasem yang memerintah pada waktu itu.Pura ini memiliki sejarah yang lebih tua dari taman mayura dan narmada yang mana kedua taman tersebut adalah taman yang usianya cukup tua,menurut sebuah tulisan di”babad lombok’ yang mana disana ditulis bahwa sejarah pura lingsar terkait dengan kedatangan raja dari bali yaitu Anak agung anglurah ktut karang asem pada tahun 1692 yang mana pada waktu itu beliau sudah dapat mengalahkan raja Lombok yang berkuasa pada waktu itu yaitu datuk selaparang dan datuk pejanggi.
Dipura lingsar terdapat empat bangunan pokok yaitu pura gaduh,kemaliq,pesiraman dan persimpangan bhatara bagus balian serta di bagian ujung timur terdapat lingsar wulon.yang mana pada bangunan gaduh,kemaliq dan bhatara bagus balian hanya dibatasi dengan tembok besar,saat pujawali berlangsung,upacaranya dilakukan serentak yang mana dalam hal ini pujawali adalah upacara pemujaan kelahiran ida bhatara yang dilakukan oleh umat hindu dipura itu.selain digunakan oleh umat hindu untuk beribadah,suku sasak yang menganut islam juga menggunakan kemaliq yang ada didalam areal pura digunakan sebagai tempat ibadah juga,bahkan secara rutin diadakan doa bersama dari berbagai pemeluk agama dilombok.
Untuk menjaga kedamaian antar pemeluk agama dilingsar tersebut disekitar tempat itu dilarang memakan atau menyembelih binatang-binatang yang dianggapsuci oleh massing-masing agama,bahkan dalam radius 2 km dari pura lingsar sapi yang dianggap suci oleh umat hindu dilarang berkeliaran.
Ketika masuk kedalam kawasan pura lingsar tersebut pengunjung disarankan untuk memakai selendang yang diikat pada pinggang yang mana selendang ini dipakai untuk menghormati tempat tersebut yang mana tempat tersebut dianggap suci oleh umat hindu dan islam,didalam pura kemaliq terdapat kolam kecil yang mana air kolam itu sangat jernih dan tidak pernah kering bahkan kedalaman kolam itu tetap sama setiap saat,Didalam kolam tersebut terdapat ikan tuna yang cukup besar yang mana panjangnya mencapai satu meteran,jika pengunjung dapat melihat ikan tuna itu,menurut warga lingsar mereka yakin bahwa orang yang dapat melihat tuna itu akan mendapat keberuntungan,bahkan tidak jarang banyak orang yang mencoba memancingnya agar mau keluar dengan menggunakan telur ayam kampung yang sudah matang dengan melempar kedalam kolam.
Dikolam itu juga ada ritual melempar uang logam sambil membalikkan badan,sambil melempar uang logam mereka memanjatkan keinginan seperti ingin dagangan laris,pertanian subur,bahkan ada juga yang pingin memperoleh jabatan,Konon pura lingsar dibangun sebagai lambang persatuan,karena itu tidak ada yang lebih tinggi atau rendah dalam kelompok pura yang luas tersebut,Umat hindu dan suku sasak yang beragama islam secara rukun merawat pura tersebut bersam-sama,Siapa saja yang mempercayai dan ingin berhubungan dengan tuhan dipura tersebut tidak pernah dipermasalahkan sepanjang menaati aturan dipura tersebut,karena itulah pura lingsar merupakan perwujudan sikap toleransi dari penduduk yang beragama,suku,agama dan ras dan sekaligus menjadi simbul pemersatu umat dipura lombok tersebut.
Simbul toleransi juga dilambangkan dengan aturan tidak tertulis bahwa siapa saja yang datang ketempat suci itu tidak diperkenankan menghaturkan sesaji dari babi dan sapi,babi haram untuk umat islam dan sapi dianggap suci oleh umat hindu,Salah satu upacara dipura lingsar yang dilakukan bersama oleh umat hindu dan umat islam adalah pada acara pujawali yang mana dilaksanakan pada setiap purnaming sasih keenam menurut hitungan penaggalan bali atau sekitar bulan desember,pujawali diberbagai tempat biasanya dilakukan bersama oleh umat hindu,namun khusus dipura lingsar pujawali juga dimeriahkan oleh suku sasak yang beragama islam yang mana mereka ikut serta dalam tradisi perang topat yang mana tradisi ini merupakan suatu tradisi yang pelaksanaanya didominasi oleh masyarakat suku sasak yang merupakan penduduk asli lombok bersama masyarakat suku bali yang turun temurun bermukim dilombok.

1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut dapat Dirumuskan pemasalahan sebagi berikut
            “Bagaimana sejarah pura lingsar sehingga pura tersebut disakralkan bukan dari kalangan hindu saja melainkan juga dari kalangan islam”

1.3             TUJUAN DAN MAMFAAT PENELITIAN
1.3.1    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana sejarah pura lingsar sehingga pura tersebut disakralkan bukan dari kalangan hindu saja melainkan juga dari kalangan islam

1.3.2    MAMFAAT PENELITIAN
Mamfaat dilakukannya penelitian ini adalah
1.Secara akademik merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian semester lima jurusan filsapat pada sekolah tinggi agama hindu negeri gde pudja mataram.

2.Secara teoritis/ilmiah adalah dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh  dibangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dimasyarakat tentang serjarah kebudayaan hindu

3.Secara prakis yaitu diharapkan hal ini dapat memberikan masukan pada semua orang tampa kecuali untuk lebih mencintai dan melestarikan adat istiadat/tradisi yang berkembang serta tetap menjaga kerukunan antar umat beragama yang telah ada da dilaksanakan oleh para pendahulu kita.

BAB 2
PEMBAHASAN
Pura lingsar adalah merupakan peninggalan sejarah dan merupakan cagar budaya yang mana pura ini dibangun pada masa pemerintahan anak agung karang asem yang memerintah pada waktu itu.Pura ini memiliki sejarah yang lebih tua dari taman mayura dan narmada yang mana kedua taman tersebut adalah taman yang usianya cukup tua,menurut sebuah tulisan di”babad lombok’ yang mana disana ditulis bahwa sejarah pura lingsar terkait dengan kedatangan raja dari bali yaitu Anak agung anglurah ktut karang asem pada tahun 1692 yang mana pada waktu itu beliau sudah dapat mengalahkan raja Lombok yang berkuasa pada waktu itu yaitu datuk selaparang dan datuk pejanggi.
Diceritakan pada saat anglurah ktut karangasem berserta semua iringannya sujud atau muspe digunung pengsong,disana beliau mendapat tambahan laskar bala samar yang berpakaian serba poleng,hari itu kebetulan hari selasa keliwon prangbakat(angara kasih perang bakat) maka hari itulah digunakan sebagai hari pujawali digunug pengsong itu,diwaktu mana semua tunggul dan perhiasan yang dipergunakan memakai kain poleng dan sewaktu anglurah ktut karangasem semedi,beliau mendapat petunjuk untuk menuju  kesebuah mata air yang pada waktu itu bernama atis toya hengsar,disuatu tempat sebelah timur laut dari gunung pengsong.
Belum sampai ditempat yang dicari,beliau sampai dihutan lebat yang kini menjadi desa punitan,disana beliau beristirahat sambil memakan buah jeruk(sumaga),yang akhirnya ditempat tersebut banyak tumbuh buah jeruk ini yang sering disebut sumaga bali,karena datang dibawa dari bali,dikala beliau duduk termenung memikirkan dimana gerangan letak atis toya hengsar itu beliau mendengar suara gemuruh yang tidak begitu jauh rasanya,disebelah selatan dari hutan yang menjadi punitan itu dan beliau akhirnya keselatan disertai iringannya dan akhirnya beliau ketemu dengan mata air,beliau lalu bersemedi sehingga tidak lama kemudian seorang wanita mendekat berpakaian serba kuning dan bersabda”anda akan mendapatkan apa yang menjadi tujuan anda”,setelah beberapa saat beliau ditempat itu mendapat tambahan laskar bala samar yang semuanya berpakaian serba kuning,sehingga ditempat itu dibangun sebuah pura yang pada waktu  pujawali dipergunakan hiasan serba kuning yang kini kita kenal dengan pura lingsar.
Pura ini dibangun oleh I gusti anglurah made karangasem(dewata dibalakapal mataram) kira-kira sekitar tahun 1847 yang kemudian pura tersebut dipugar oleh raja mataram-lolmbok yaitu I gusti anglurah ktut karangasem(dewata dirum metaram) dan pada tahun 1860 seperti pola keadaan sekarang,Disebelah pura lingsar ada tempat yang disucikan oleh golongan umat islam suku sasak wetu telu yang mana tempat tersebut disebut kemalik,pada waktu diadakan pujawali yang dilaksanakan setahun sekali tepatnya pada sasih keenam penanggalan bali.
Untuk  menjaga kedamaian antar pemeluk agama dilingsar tersebut disekitar tempat itu dilarang memakan atau menyembelih binatang-binatang yang dianggap suci oleh massing-masing agama,bahkan dalam radius 2 km dari pura lingsar sapi yang dianggap suci oleh umat hindu dilarang berkeliaran.Dipura lingsar tersebut terdapat empat bangunan pokok yaitu pura gaduh,kemaliq,pesiraman dan persimpangan bhatara bagus balian serta di bagian ujung timur terdapat lingsar wulon.yang mana pada bangunan gaduh,kemaliq dan bhatara bagus balian hanya dibatasi dengan tembok besar,saat pujawali berlangsung,upacaranya dilakukan serentak yang mana dalam hal ini pujawali adalah upacara pemujaan kelahiran ida bhatara yang dilakukan oleh umat hindu dipura itu.selain digunakan oleh umat hindu untuk beribadah,suku sasak yang menganut islam juga menggunakan kemaliq yang ada didalam areal pura digunakan sebagai tempat ibadah juga,bahkan secara rutin diadakan doa bersama dari berbagai pemeluk agama dilombok.
Ketika masuk kedalam kawasan pura lingsar tersebut pengunjung disarankan untuk memakai selendang yang diikat pada pinggang yang mana selendang ini dipakai untuk menghormati tempat tersebut yang mana tempat tersebut dianggap suci oleh umat hindu dan islam,didalam pura kemaliq terdapat kolam kecil yang mana air kolam itu sangat jernih dan tidak pernah kering bahkan kedalaman kolam itu tetap sama setiap saat,Didalam kolam tersebut terdapat ikan tuna yang cukup besar yang mana panjangnya mencapai satu meteran,jika pengunjung dapt melihat ikan tuna itu,menurut warga lingsar mereka yakin bahwa orang yang dapat melihat tuna itu akan mendapat keberuntungan,bahkan tidak jarang banyak oaring yang mencoba memancingnya agar mau keluar dengan menggunakan telur ayam kampong yang sudah matang dengan melempar kedalam kolam.
Dikolam itu juga ada ritual melempar unag logam sambil membalikkan,sambil melempar uang logam mereka memanjatkan keinginan seperti ingin dagangan laris,pertanian subur,bahkan ada juga yang pingin memperoleh jabatan,Konon pura lingsar dibangun sebagai lambang persatuan,kare itu tidak ada yang lebih tinggi atau rendah dalam kelompok pura yang luas tersebut,Umat hindu dan suku sasak yang beragama islam secara rukun merawat pura tersebut bersam-sama,Siapa saja yang mempercayai dan ingin berhubungan dengan tuhan dipura tersebut tidak pernah dipermasalahkan sepanjang menaati aturan dipura tersebut,karena itulah pura lingsar merupakan perwujudan sikap toleransi dari penduduk yang beragama,suku,agama dan ras dan sekaligus menjadi simbul pemersatu umat dipure Lombok.
Simbul toleransi juga dilambangkan degan aturan tidak tertulis bahwa siapa saja yang datang ketempat suci itu tidak diperkenankan menghaturkan sesaji dari babi dan sapi,babi haram untuk umat islam dan sapi dianggap suci oleh umat hindu,Salah satu upacara dipura lingsar yang dilakukan bersam oleh umat hindu dan umat islam adalah pada acara pujawali yang mana dilaksanakan pada setiap purnaming sasih keenam menurut hitungan penaggalan bali atau sekitar bulan desember,pujawali diberbagai tempat biasanya dilakukan bersama oleh umat hindu,namun khusus dipura lingsar pujawali juga dimeriahkan ilehsuku sasak yang beragama islam yang mana mereka ikut serta dalam tradisi perang topat yang mana tradisi ini merupakan suatu tradisi yang pelaksanaanya didominasi oleh masyarakat suku sasak yang merupakan penduduk asli lombokbersama masyarakat suku bali yang turun temun bermukim dilombok.

BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut;
Sejarah pura lingsar memang sangat bagus sehingga pura yang seyogyanya digunakan oleh umat hindu tapi ternyata dipura lingsar dapat kita ketemui umat non hindu yang melaksanakan persembahyangan dipura tersebut bahkan dipura itu juga terdapat ritual perang topat  yang juga dilaksanakan bukan hanya dari kalangan hindu saja tapi dari non hindu juga yang mana perang topat merupakan tradisi unik yang telah berlangsung secara turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu dan tradisi tersebut memang harus tetap dijaga dan dilestarikan karena merupakan warisan leluhur dimana teradisi tersebut mengandung sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari pura lingsar tersebut.

3.2.SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat merumuskan saran-saran  yang bias dijadikan masukan bagi masyarakat yang berada dilombok khususnya yang bermukim disekitar pura lingsar sebagai berikut;
1,Agar kita semua lebih menghargai budaya dan tradisi yang telah ada dan jangan sanpai dilupakan serta diharapkan tradisi perang topat tersebut juga agar tetap dilaksakan serta diwariskan anak cucu kita kelak agar mereka tau sejarah yang telah terjadi ditempat tersebut.
2.untuk periode berikutnya agar perang topat ini bisa dipatenkan sebagai aset desa agar tidak diakui atau dikelim oleh pihak lain dan perang topat ini nantinya bisa digarap untuk acara pariwisata

























DAFTAR PERLENGKAP
Untuk lebih jelas mengenai pura lingsar tersebut penulis melengkapi dengan foto-foto yang berkaitan dengan makalah ini.

      
Diatas dapat dilihat pura lingsar gaduh,ritual perang topat dan gambar pura lingsar dilihat dari peta.

    

Diatas dapat dilihat foto kemaliq tempo dulu serta suku sasak watu telu sewaktu pujawali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar