Minggu, 22 September 2013

Tari pendet


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
        Bali sebagai daerah tujuan utama wisata di Indonesia tidak hanya menyediakan keindahan alam saja namun juga keindahan budaya seperti tari-tarian. Seiring perkembangan zaman, seni budaya tari perlahan-lahan mulai ditinggalkan.Masuknya budaya-budaya baru ke era globalisasi ini membuat seni tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.
        Untuk melestarikan kembali kebudayaan tari di Indonesia, kita perlu mempelajari kembali jenis-jenis tari.Salah satunya yang akan kita bahas di makalah ini.Di makalah ini kita akan membahas asal-usul tari Pendet yang kita ketahui tari ini berasal dari daerah Bali.Apa saja alat-alat musik yang mendukung tarian itu,serta keterangan-keterangan lain yang mendukung dari Tari Pendet itu sendiri.
        Makalah ini dibuat agar orang-orang menjadi tahu bahwa di Indonesia ini terdapat suatu tarian yang berasal dari Bali yang sangat sayang jika tidak dipelajari dan dilestarikan.karena tari pendet merupakan tarian tradisional yang selalu dibawakan oleh para penari putri khususnya untuk menyambut para Dewa-dewa,tari pendet sangat sakral yang selalu dihadirkan setiap ada upacara keagamaan.tetapi sekarang tari pendet juga sering kita lihat diberbagai acara baik di dalam Negeri maupun Luar Negeri.dan juga merupakan tarian penyambutan setiap ada acara formal/resmi atau lainnya.dimana bisa menarik perhatian para wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri yang mendatangkan devisa Negara.
        Tarian pendet bisa dipelajari oleh siapapun,dan dari kalangan manapun baik dari usia dini ataupun dewasa,karena jika mempelajari suatu tarian dengan  keinginan,hoby akan menjadi lebih mudah mempelajari sehingga menghayatinya lebih gampang.kita juga bisa melihat sekarang tarian pendet khususnya banyak diminati oleh orang-orang luar tertarik akan tarian pendet yang berasal dari pulau Bali yang lebih dikenal dengan pulau Dewata yang mempunyai nilai magic.
        Kita juga bisa mengenal bukan hanya tarian pendet karena daya seni tinggi tapi juga kelenturan setiap badan yang membuat kelembutan setiap gerak yang bisa membuat kebugaran sehingga badan menjadi sehat secara langsung seperti berolah raga, karena setiap gerakan yang dilakukan semua memerlukan tenaga ,pikiran dan kosentrasi penuh sehingga menjadikan tarian itu semakin indah dilihat dan membuat sipenarinyapun lebih merasakan  penghayatan lebih dalam melakukan setiap gerakan tarian itu sendiri.
        Tarian pendet memang semakin lama semakin indah dilihat.tarian pendet merupakan tarian zaman dulu yang diwariskan oleh nenek moyang untuk penerus – penerus yang akan datang yang meneruskan tarian ini.
        Dapat kita lihat dan baca di setiap media cetak maupun televisi dihadirkan tarian pendet sekarang sudah diklaim oleh Negara tetangga yaitu Negara Malaysia,tanpa kita sadari semudah itukah mereka mengakui bahwa tarian pendet merupakan tarian mereka padahal kita tahu tarian pendet merupakan warisan dari nenek moyang yang sudah lama kita kenal.
        Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an
Tari pendet ini diciptakan dan  bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.
Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri, masing-masing membawa mangkuk perak (bokor) yang penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukkan (1999: 47).


1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut dapat Dirumuskan pemasalahan sebagi berikut
            “Apakah tari pendet itu merupakan tarian yang dianggap sakral atau hanya sebagai tari hiburan saja guna menarik wisatawan yang mana tari ini sering ditampilkan pada acara-acara formal dan bersifat umum bukan hanya  ditampilkan dipura saja”

1.3   TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.3.1        TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana sebuah tarian itu bisa dianggap sacral oleh masyarakat hindu yang mana tarian itu juga sering dipentaskan pada acara-acara formal yang bersifat umum

1.3.2        MANFAAT PENELITIAN
Mamfaat dilakukannya penelitian ini adalah
1.Secara akademik merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah seni sakral semester empat jurusan filsapat pada sekolah tinggi agama hindu negeri gde pudja mataram.

2.Secara teoritis/ilmiah adalah dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh  dibangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dimasyarakat tentang seni tari yang disakralkan
3.Secara prakis yaitu diharapkan hal ini dapat memberikan masukan pada semua orang tampa kecuali untuk lebih mencintai dan melestarikan sebuah peninggalan sejarah terutama seni tari yang mana seni tari tersebut banyak yang merupakan tarian sakral yang mana tarian tersebut hanya ditarikan pada waktu upacara keagamaan saja dan pada masa sekarang tarian tersebut sudah banyak yang ditarikan untuk acara umum seperti untuk menarik wisatawan.




BAB 2
PEMBAHASAN
     Bali sebagai daerah tujuan utama wisata di Indonesia tidak hanya menyediakan keindahan alam saja namun juga keindahan budaya seperti tari-tarian. Seiring perkembangan zaman, seni budaya tari perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Masuknya budaya-budaya baru ke era globalisasi ini membuat seni tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.
     Untuk melestarikan kembali kebudayaan tari di Indonesia, kita perlu mempelajari kembali jenis-jenis tari. Salah satunya yang akan kita bahas di makalah ini. Di makalah ini kita akan membahas asal-usul tari Pendet yang kita ketahui tari ini berasal dari daerah Bali. Apa saja alat-alat musik yang mendukung tarian itu, serta keterangan-keterangan lain yang mendukung dari Tari Pendet itu sendiri.
     Makalah ini dibuat agar orang-orang menjadi tahu bahwa di Indonesia ini terdapat suatu tarian yang berasal dari Bali yang sangat sayang jika tidak dipelajari dan dilestarikan.
     Namun, saya menyadari dalam makalah ini masih banyak dijumpai kesalahan-kesalahan sehingga jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar makalah ini menjadi sempurna, terutama dari pihak-pihak yang lebih kompeten.

SEJARAH DAN FUNGSI TARI PENDET
     Tari Pendet adalah sejenis tari pemujaan yang ditarikan di pura-pura. Tari ini menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewa ke Marcapada. Lama-kelamaan tari ini disalin oleh para seniman sehingga dapat dijadikan tari pertunjukkan untuk hiburan dan tari penyambutan selamat datang.
Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an
yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.
Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam marcapada, merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental. Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.

KOMPOSISI DAN GERAKAN DASAR TARI PENDET
     Susunan gerakan dasar tari Pendet diurutkan sebagai berikut :
  • Ngumbang luk penyalin, berjalan ke muka belok kanan kiri dan ngentrag.
  • Duduk bersimpuh mengambil bunga lalu menyembah dengan manganjali.
  • Leher ngilek ke samping kanan seraya nyeledet (gerakan ini dilakukan 3x berturut-turut).
  • Ngagem kanan disertai luk nerudut dan nyeledet ke kiri.
  • Ngenjet gerak peralihan untuk perpindah dan menjadi agem kanan.
  • Ngotag pinggang bertukar tempat dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
  • Ngelung rebah ke kiri dan kanan yang disertai dengan angumad tarik kanan dan kiri.
  • Ngumbang ombak segera berjalan belok ke belakang dan ke muka.
  • Nyeregseg ngider berputar ke kanan dan kiri berturut-turut sampai 2 atau 3 kali.
  • Ngelung kiri kanan beserta nyeledet kiri kanan lalu beranjak 2 terus berjalan.
  • Ngentrag berjalan cepat terus ngeseh dan menabur bunga sambil berjalan ngumbang luk penyalin.
  • Metanjek ngandang berputar ke kiri dan ditutup dengan gerka nyakup bawa.

     Jika dibagi menurut gerakan dasarnya, dibagi menjadi beberapa macam yakni :
  • Ngumbang luk penyalin.
  • Leher ngilek.
  • Nyeledet.
  • Agem kanan.
  • Luk nerusut.
  • Agem kiri.
  • Ngumbang ombak.

TATA BUSANA TARI PENDET
     Pementasan tari Pendet memerlukan beberapa macam perlengkapan busana dan juga properti. Adapun macam-macam perlengkapan busana dan properti tari Pendet adalah :
  • Sabuk prada.
  • Anteng.
  • Kain songket.
  • Bokor.

     Tari Pendet mempunyai peran sebagai tari Wali dan bentuk tarian ini adalah tari berkelompok.
Biasanya Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh para putri, dan lebih dinamis dari tari Rejang. Ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih). Para penari Pendet berdandan layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya, dengan memakai pakaian upacara, masing-masing penari membawa perlengkapan sesajian persembahan seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan yang lainnya.
Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Wayan Dibia, menegaskan bahwa menarikan tari Pendet sudah sejak lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu Bali.
Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri, masing-masing membawa mangkuk perak (bokor) yang penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukkan (1999: 47).
Pencipta atau koreografer bentuk modern tari Pendet ini adalah I Wayan Rindi (?-1967), merupakan penari yang dikenal luas sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan keluarganya maupun di luar lingkungan keluarganya.
Menurut anak bungsunya, I Ketut Sutapa, I Wayan Rindi memodifikasi Tari Pendet sakral menjadi Tari Pendet penyambutan yang kini diklaim Malaysia sebagai bagian dari budayanya. Keluarga I Wayan Rindi sangat menyesalkan hal ini. Semasa hidupnya I Wayan Rindi tak pernah berpikir untuk mendaftarkan temuannya agar tak ditiru negara lain.
Tari Pendet Penyambutan
Di samping belum ada lembaga hak cipta, tari Bali selama ini tidak pernah dipatenkan karena mengandung nilai spiritual yang luas dan tak bisa dimonopoli sebagai ciptaan manusia atau bangsa tertentu. Dalam hal ini, I Ketut Sutapa, dosen seni tari Institut Seni Indonesia (ISI) Bali mengharapkan pemerintah mulai bertindak untuk menyelamatkan warisan budaya nasional dari tangan jahil negara lain.
Menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan sejarah seharusnya lebih proporsional dari pendekatan ilmu pengetahuan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), karena HAKI adalah produk budaya barat yang baru eksis kemudian. HAKI tidak cukup layak mengamankan produk-produk budaya sebelum HAKI didirikan, apa lagi pemanfaatannya lebih berorientasi kolektifitas, bukan individualitas seperti paham budaya barat.
HAKI tidak akan sepenuhnya dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat beradab dan bermartabat. HAKI diarahkan untuk kepentingan ekonomis, sedangkan produk-produk budaya Indonesia lebih berorientasi kepentingan sosial.
Kesalahan pemerintah
Merunut dari sejarah, tari pendet telah lama mengakar dalam budaya Bali.Wayan Dibia, guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, mengatakan, tari pendet merupakan salah satu tarian yang paling tua di antara tari-tarian sejenis yang ada di Pulau Dewata.
Penggagas tarian tersebut, lanjut Dibia, adalah dua seniman kelahiran Desa Sumertha Denpasar, yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. ”Kedua seniman ini menciptakan tari pendet penyambutan dengan empat orang penari, untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukan turistik di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali,” tambahnya.
Ia mengatakan, sejak diciptakan tarian itu selalu dijadikan acara pembuka bagi sajian tari Bali lainnya.Pada 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari pendet tersebut dengan pola seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penarinya menjadi lima orang. Berselang setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang, untuk ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta.
Kasus klaim Malaysia atas budaya Nusantara ini memang bukan yang pertama. Dan, boleh jadi pula tidak akan menjadi yang terakhir. Bagi budayawan, Radhar Panca Dahana, klaim budaya Indonesia oleh Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan Pemerintah Indonesia sendiri yang mana pemerintah indonesia belum mematenkan tari-tarian yang ada diindonesia sehingga banyak tari-tarian milik kita diklaim oleh negara lain dan kalo hal itu sudah terjadi barulah pemerintah kita kebakaran jenggot karena tiba-tiba tari-tarian yang kita miliki juga ada dinegara lain.

BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut;
Seni tari khususnya tari pendet merupakan seni tari yang selalu dipentaskan oleh umat hindu pada hari-hari tertentu saja dan kina seiring dengan perkembangan jaman senitari pendet kini sudah digunakan untuk even budaya yang bisa menarik wisatawan asing,meskipun seni tari pendet sering dipentaska pada acara-acara formal,tari ini tetep merupakan salah saatu seni tari sakral bila seni tari ini dipentaskan pada acara keagamaan dan bila seni tari ini dipentaskan pada even yang bersifst formal maka seni tari ini merupakan seni pertunjukan yang bersifat menghibur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar